Jumat, 18 Februari 2011


Sembuhkan Diri dari Penyakit Kegagalan
Setiap manusia yang ingin mencapai hidup yang sukses, menjadi nomor satu, menjadi seorang pemenang. Di kantor, di sekolah, di organisasi, di rumah dan di masyarakat secara umum. Menjadi seorang pemenang merupakan dambaan setiap manusia, karena dengan begitu akan banyak keuntungan yang diraih baik itu penghormatan, kemudahan, dan lain sebagainya, yang tidak mungkin akan diraih oleh orang dengan prestasi biasa-biasa saja.
Namun tentu saja, jalan menuju sukses itu tidaklah mudah. Banyak sekali rintangan dan halangan yang akan menghambat seseorang menuju puncak kejayaan. Baik itu faktor dari luar mapun faktor dari dalam yang ada dalam diri orang tersebut dan secara tidak sengaja dipupuk dan disiram sehingga penyakit kegagalan itu semakin subur dan berkembang, yang akhirnya menggerogoti semangat dan membenamkan potensi luar biasa yang kita miliki.
Ada empat penyakit yang harus kita sembuhkan, yang biasanya seseorang tidak akan menyadari kalau penyakit itu ternyata sudah ada dalam diri kita, yang dalam istilah David J Scwarzt disebut sebagai “dalih”.
1. Dalih Usia
Orang selalu beralasan dan berkata “Saya terlalu muda untuk melakukan hal itu” atau “Saya terlalu tua untuk melakukan hal itu”. Padahal produktivitas itu tidak bisa diukur dengan usia, orang muda, orang tua bisa menjadi lebih produktif. Janganlah kita mengukur produktivitas dengan renatang usia segini sampai segini tetapi selama kita masih mampu dan sanggup untuk melaksanakan sesuatu yang lebih baik maka lakukanlah. Sangat disayangkan jika di dunia ini kita hanya melakukan hal-hal kecil, padahal jatah usia yang diberikan sangatlah pendek. Jadilah produktif, hilangkan kata tua atau muda. Tetapi kerjakanlah sesuai dengan yang kita mampu, dan berusahalah untuk lebih baik.
2. Dalih Kesehatan
“Tetapi kesehatan saya kurang baik” atau “Saya divonis tidak akan hidup lebih lama”, Alasan-alasan yang membuat diri tidak berarti dan lemah. Apakah kita akan menyerah dengan kesehatan kita yang kurang baik atau sengaja dijadikan tidak baik. Bangkitlah, berdirilah banyak disekeliling kita yang divonis akan meninggal tapi tetap produktif, justru kita harus mengerahkan kemampuan terakhir yang kita miliki sebelum kita benar-benar tidak berdaya untuk berbuat apa-apa. Hilangkan sugesti buruk dalam diri, buang jauh-jauh hal-hal yang akan membenarkan akan kesehatan kita yang yang buruk, padahal sebenarnya kita benar-benar sehat dan prima untuk menjadi yang lebih baik.
3. Dalih Intelektual
“Kalau saya masalah lain, saya tidak berpendidikan”, “saya bodoh”. Siapa yang memvonis seseorang tidak berpendidikan, apa benar ada orang yang tidak berpendidikan. Bukankah kehidupan ini adalah sarana untuk mendidik diri, menjadikan diri yang lebih baik. Lihatlah ke laur sana banyak di antara para sarjana yang menganggur, banyak para sarjana yang tidak menjadi lebih baik. Dan tidak sedikit lulusan SD menjadi BOS, pemilik perusahaan besar. Yang peting adalah bagaimana menggunakan potensi yang kita miliki secara optimal dan maksimal, sehingga akan melahirkan sesuatu yang besar.
4. Dalih Nasib
Jangan pasrah pada nasib, jangan menyerah pada nasib. Tetapi kita bersungguh-sungguh untuk menjadi yang lebih baik dan lebih baik lagi. Mejadi seseorang yang akan merubah diri dan masyarakat menjadi pemenang.
Keempat penyakit iilah yang biasanya ada pada setiap orang yang ingin menjadi pemenang, ubahlah, bangkitlah, kalahkan semua penyakit tersebut dan Jadilah Pemenang।